picasion gif maker

PROGRAM WAKAF PEMBANGUNAN ASRAMA

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM BEASISWA

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM WAKAF KOLAM IKAN

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM BUSANA TAQWA

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM FOOD ANAK SANTRI

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM WAKAF IKAN

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM WAKAF AL-QUR'AN

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM CERDAS QURBAN

BACA SELENGKAPNYA --->>

PROGRAM CERDAS KOMPUTER

BACA SELENGKAPNYA --->>

BIMBEL DAARUL QUR'AN AL KAUTSAR

BACA SELENGKAPNYA --->>

Riwayat Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia; Sebuah Pengantar

08.34 |

Ta’rif (definisi) dan riwayat (sejarah penyusunannya) Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia belakangan sering di ‘benturkan’ secara tidak proporsional dengan mushaf-mushaf terbitan luar negeri. Beberapa kalangan memandang bahwa mushaf ini tidak memiliki dasar argumentasi yang memadai. Sehingga tidak memiliki hujjah yang kuat untuk diikuti dalam proses pentashihan dan penerbitan Mushaf Al-Qur’an di Indonesia. Untuk menjawab sikap skeptis di atas, berikut adalah sedikit pengantar terkait yang diharapkan dapat membuka kembali wawasan bersama tentang mushaf Al-Qur’an hasil karya ulama Al-Qur’an Nusantara melalui Mukernas Ulama Al-Qur’an dari tahun 1974-1983.
Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia  adalah “Mushaf Al-Qur’an yang dibakukan cara penulisan, harakat, tanda baca dan tanda waqaf-nya, sesuai dengan hasil yang dicapai dalam Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Ahli Al-Qur’an yang berlangsung 9 tahun, dari tahun 1974 s/d. 1983 dan dijadikan pedoman bagi Al-Qur’an yang diterbitkan di Indonesia.”
Penggunaan Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia sebagai dasar dalam pentashihan dan penerbitan Al-Qur’an di Indonesia di sandarkan pada Keputusan Menteri Agama (KMA). No. 25/1984 tentang Penentapan Mushaf Al-Qur’an Standar dan  Instruksi Menteri Agama (IMA). No.7/1984 tentang penggunaan Mushaf Al-Qur’an Standar sebagai pedoman dalam mentashih Al-Qur’an di Indonesia.
Mushaf ini ditulis berdasarkan qira’ah (bacaan Al-Qur’an) menurut riwayat Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah al-Asadi al-Kufi dari gurunya, Imam Ashim bin Abi an-Najud al-Kufi at-Tabi’i dari Abu Abdirrahman Abdillah bin Habib as-Sulami dari Usman bin ‘Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit dan Ubay bin Ka’ab, semuanya bersumber dari Rasulullah SAW.
Rasm usmani mushaf ini mengacu pada riwayat para imam ahli rasm dari lima salinan mushaf Usman yang didistribusikan ke; Basrah, Kufah, Syam, Makkah, Mushaf al-Imam, dan beberapa turunan dari salinan tersebut. Adapun afiliasi madzhabnya adalah dengan tidak melakukan tarjih ar-riwayat (mengacu secara definitif pada riwayat tertentu) dari syaikhani fi-rasm, baik riwayat Abu Amr ad-Dani (w. 444 H) maupun Abu Dawud Sulaiman bin Najah (w. 496 H). Sehingga, dalam satu tempat kadangkala berkesesuaian dengan riwayat salah satu dari atau keduanya, ditempat yang lain kadangkala berbeda, dan terkadang juga berkesesuaian dengan pandangan ulama di luar keduanya. Perbedaan tersebut pada umumnya dikembalikan kepada pandangan Jalaluddin Abdurrahman as-Suyuthi (w. 911 H) dalam al-Itqan fi ‘Ulumil-Qur’an, yang ke-hujjahan-nya dapat diterima dan karyanya masuk kualifikasi al-kutub al-mu’tabarah (karya standar) dalam rasm usmani menurut Mu¥ammad Gau£ bin N±¡irudd³n Mu¥ammad bin Ni§±mudd³n A¥mad an-N±'i¯³ al-Ark±t³ (ulama India–Pakistan w. 1239 H/1823 M) dalam Na£rul-Marj±n f³ Rasmi Na§mil-Qur'±n.
Adapun untuk pemilihan harakat, dan tanda baca mengacu pada keputusan Musyawarah Kerja (Muker) Ulama Al-Qur’an I-IX/1974-1983 dan berdasarkan komparasi harakat dan  tanda baca dari beberapa model cetakan dari mushaf-mushaf Al-Qur’an cetakan dalam dan luar negeri, seperti; Mesir, Pakistan, Bahriyah Turki yang banyak beredar pada tahun 1970-an.
Sementara penyederhanaan tanda waqafnya adalah dengan mengacu pola tanda waqaf hijazi yang berjumlah 7 simbol, karena dianggap lebih ringkas dan tidak kontradiktif dalam peletakan dan fungsinya. Sebagai ganti pola tanda waqaf ghairu hijazi (non-Hijaz) yang memiliki 12 simbol, yang terkadang banyak menumpuk dalam satu tempat.
Perhitungan jumlah keseluruhan ayat Al-Qur’an mengikuti hitungan al-Kuffiyun (penduduk Kufah, Irak) berdasarkan riwayat dari Abu Abdurrhaman Abdullah bin Habib as-Sulami dari Ali bin Abi Thalib sebagaimana tersebut dalam kitab al-Bayan fi ‘Addi Ayil-Qur’a, yakni berjumlah 6236 ayat.
Pembagaian 30 juz dan penghitungan hizbnya yang berjumlah 60 serta pembagaian rub’ dalam setiap juznya mengikuti mushaf Bombay yang sudah lama beredar di Indonesia.

Keterangan foto dokumentasi Mukernas Ulama Al-Qur’an I/1974 di Ciawi Bogor Jawa Barat yang menjadi titik tolak lahirnya Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia pada tahun 1983/1984:
(dari kiri ke kanan) HB. Hamdani Aly, Kepala Lembaga Lektur Keagamaan Departemen Agama, KH. Sayyid Yasin Aceh, KHM. Abduh Pabbajah Sulawesi Selatan, KH. Hasan Mughni Marwan Banjarmasin Kalimantan Selatan, KH. Nur Ali Bekasi Jawa Barat, KH. Abdusy Syukur Rahimi Ambon, KH. Ali Maksum Krapyak Jogjakarta,  KH. Ahmad Umar Mangkuyudan Solo Jawa Tengah, dan KH. A. Damanhuri Malang Jawa Timur (duduk) E. Badri Yunardi, BA. dan Al-Humam Mundzir, BA, (keduanya dari Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Jakarta.

Sumber: Dokumen Badri Yunardi
kemenag.go.id
Baca Selanjutnya --->>

Kisah Penggembala Kambing yang Hafal Al-Quran

20.01 |

SEORANG penggembala kambing, sebut saja namanya Urwah, dari negara Kuwait menceritakan kisahnya seperti yang ditulis oleh Syeikh Hamdan Hamud Al-Hajiri dalam kitabnya “Auladuna, Kaifa Yahfazhunal Qur`an. Berikut adalah kisahnya.
Pada saat berangkat, aku merasakan dua hal yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Di satu sisi aku merasa sedih karena harus berpisah dengan keluarga di kampung, namun di sisi lain aku merasa senang karena bisa pergi ke Arab Saudi. Ini kali pertama aku masuk bandara dan berpergian dengan pesawat terbang. Perasaan pun bercampur aduk, antara gembira, sedih, dan rasa takut. Semuanya aku rasakan saat itu.
Aku tidak sempat memikirkan tentang pekerjaan dan di mana aku akan bekerja setelah mendapatkan panggilan dari seseorang di Arab Saudi. Bagiku yang hanya lulusan SMA ini, diterima bekerja di Arab Saudi saja adalah sesuatu yang hebat; karena jarang bagi kalangan menengah ke bawah di kampungku untuk pergi ke luar negeri. Apapun pekerjaannya, yang penting halal dan hasilnya dapat aku tabung untuk kembali ke Kuwait.
Tak terasa, muncul dalam pikiranku tentang pakaian ihram yang ingin aku gunakan pada musim haji dan cita-citaku untuk menghafal al-Quran selama berada di Arab Saudi. Inilah cita-citaku semenjak lama. Sungguh aku akan berusaha menghadapi semua kesulitan untuk menggapai cita-citaku itu.
Perasaan takut lalu berubah menjadi tenang ketika aku tenggelam bersama cita-citaku tersebut. Namun, pikiranku seketika buyar bersamaan dengan datangnya seorang petugas bandara yang meminta paspor. Aku lalu menyerahkan pasporku kepadanya. Petugas itu bertanya,
“Apa pekerjaanmu? Penggembala kambing?”
“Iya.“
Aku jawab dengan tegas pertanyaannya.
Setelah mengambil barang bawaan, aku keluar bandara. Aku melihat namaku yang tertulis di kertas besar dibawa oleh seseorang. Ternyata, dia adalah majikanku. Dia menyambutku dengan senyuman.
Setelah itu, aku masuk mobil majikanku yang tengah parkir di sana. Aku melihat lampu kota dari kejauhan yang perlahan menghilang seiring dengan laju kendaraan yang membawa kami. Pertanyaan demi pertanyaan datang silih berganti dari majikanku. Berapa tahun kamu pernah menggembala kambing? Apakah engkau dapat mengenali penyakit-penyakit kambing? Dan banyak pertanyaan lainnya.
Setelah pertanyaan-pertanyaan yang banyak, rasa kantuk mulai menguasaiku. Majikanku mulai memberikan nasihat-nasihat, “Jangan kamu putus asa! Janganlah kamu takut! Kamu harus bersemangat dan bersungguh-sungguh.”
Kami sampai di kemah kecil setelah melalui jalan-jalan yang berliku. Kemudian majikanku berkata, “Inilah tempat tinggalmu.” Aku merasa senang dengan tempat yang luas serta suasana yang tenang dan indah. Kemahku berada di dataran tinggi yang dikelilingi oleh tumpukan jerami dan gandum. Dalam kemahku yang sederhana terdapat sebuah ruangan kecil yang berfungsi sebagai dapur.
Pagi harinya, aku menunaikan shalat Subuh setelah terbangun dari tidurku yang pulas karena baru pertama kali melakukan perjalanan yang jauh.
Hari Pertama Mengembala
Pengembala kambing, ya tetap pengembala kambing. Aku tidak menyesal bekerja sebagai pengembala kambing lagi di negeri yang jauh dari negeriku. Meskipun di negaraku juga bisa mengembala kambing, tapi seperti yang aku katakan, cita-citaku ke Arab Saudi adalah menunaikan ibadah haji dan menghafal Al-Qur`an hingga 30 juz.
Aku memulai hari pertamaku bekerja. Aku lihat kambing gembalaanku satu persatu, lalu aku membiarkannya berjalan di depan, dan aku mengikutinya sambil membawa bekal untuk makan siang nanti. Aku tunggangi pungung kudaku dan berdoa seperti yang tercantum dalam firman Allah Ta’ala,
“Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya ”(QS. Az-Zukhruf: 13)
Debu-debu beterbangan dari bekas pijakan kaki kambing yang sedang berjalan dengan perlahan. Aku hidup di gurun, bukan di tanah subur yang mana seseorang bisa mengembalakan kambingnya dengan mudah. Memang butuh perjuangan yang hebat untuk mencari tempat pengembalaan kambing.
Dari kejauhan, sebuah kemah mulai terlihat. Kemah itu adalah tempat tinggal pengembala kambing yang juga bekerja dengan majikanku. Di sana ada beberapa orang yang tengah beristirahat. Sesampai di sana, setelah memperkenalkan diri kepada teman-teman dengan profesi yang sama, aku langsung berwudhu, lantas mengumandangkan azan untuk shalat Zuhur. Gema suara azanku terdengar di sekeliling kami. Setelah merasa aman karena kambing-kambing gembalaan berada tidak jauh dariku, maka aku mengerjakan shalat berjamaah. Setelah itu, aku meneruskan perjalananku yang jauh.
Dalam perjalanan, aku teringat akan keluargaku dan penduduk kampungku. Aku teringat pula waktu awal menghafal Al-Quran di negeriku. Yang paling kuingat adalah ucapan ayahku. Beliau berpesan agar aku menghafal Al-Qur`an hingga khatam. Aku berkata dalam hati, “Ini adalah kesempatan yang tak tergantikan dengan apa pun dan merupakan ‘harta rampasan’ yang didapat tanpa susah payah, karena aku tidak mempunyai kesibukan yang menghalangiku untuk melaksanakan pesan ayahku itu.”
Tatkala tiba waktu pulang, aku telah mengambil sebuah keputusan yang sangat penting, yaitu aku akan mulai menghafal Al-Quran selama di Arab Saudi ini, Insya Allah. Ya, aku akan menghafal Al-Qur`an. Aku bersyukur kepada Allah atas petunjuk-Nya dan atas waktu yang kosong ini. Lagi pula, pekerjaanku berada di luar kota yang jauh dari kebisingan. Walaupun kehidupan di sini sulit dan keras, tetapi aku merasa senang karena tidak ada waktu untuk bergunjing, mengadu domba, dan memfitnah orang lain. Suasana pekerjaanku sangat kondusif dan jauh dari semua hal-hal yang tidak berguna.
Kemudian aku pulang ke kemahku dengan kelelahan. Sebelum masuk kemah, domba dan kambing terlebih dahulu digiring menuju ke sumber air. Kemudian aku mengambil air wudhu dan mengumandangkan azan Maghrib di kemahku. Bersama teman-teman yang lain aku mengerjakan shalat maghrib berjamaah.
Inilah hari pertamaku kerja di negeri ini dan demikianlah hari-hariku yang lain, kecuali hari Jum’at; karena pada waktu itu aku melakukan shalat Jum’at.
Hari demi hari berlalu dan tibalah musim haji. Majikanku yang baik hati mengizinkanku pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji. Singkat cerita, setelah selesai, aku kembali ke tempat majikanku yang berada di wilayah timur negara Arab Saudi. Aku sudah berterus terang kepada majikanku bahwa tujuan utamaku ke Arab Saudi selain untuk bekerja adalah melaksanakan ibadah haji. Namun, dia menanggapinya dengan senyuman seraya berkata, “Bersabarlah sebentar, tinggallah beberapa bulan lagi di sini.”
Oleh karena itu, tidak ada hal lain lagi yang kuharapkan selain menuntaskan hafalan al-Quran. Maka dengan sungguh-sungguh aku membulatkan tekadku untuk itu. Aku selalu berusaha, bersabar, dan berdoa kepada Allah Ta’ala agar memberikanku petunjuk-Nya untuk menghafal al-Quran sehingga akhirnya Allah Ta’ala memberikan karunia-Nya, yang mana aku dapat mengkhatam hafalan Al-Quran sekitar 10 bulan lebih semenjak datang ke Arab Saudi. Apakah engkau ingin mengetahui bagaimana aku bisa menghafal al-Quran?
Mulai Menghafal Al-Quran
Pada setiap pagi setelah shalat subuh aku menghafal ayat-ayat al-Quran sebanyak dua lembar. Setelah mengembala kambing, dan hendak pulang ke kemah, aku mengulang kembali hasil hafalanku yang kudapat pagi tadi, lalu hafalan itu diulang kembali pada keesokan harinya.
Keesokan harinya, sebelum berangkat menggembala kambing, aku mengulangi hafalanku yang kemarin. Apabila hafalanku yang kemarin itu sudah mantap, maka aku mulai menambah hafalanku dengan ayat-ayat yang baru. Hal yang sama juga aku lakukan ketika pulang ke kemah, yakni mengulangi kembali hasil hafalanku pagi tadi dan mengulang kembali hafalan hari ini pada keesokan harinya lagi. Adapun hari Kamis dan Jum’at aku khususkan untuk mengulang semua hafalanku.
Pada saat beristirahat, salah seorang temanku -yang menceritakan kisah ini kepada Syeikh Hamdan Hamud Al-Hajiri- bertanya sambil terheran-heran,  “Kamu tidak memiliki radio dan televisi. Kamu juga tidak membaca koran, lalu bagaimana kamu mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi di seluruh dunia. Kamu benar-benar terpisah dari dunia luar.”
Sambil membetulkan posisi duduk, aku katakan, “Sungguh, rasa khawatirku terhadap sesuatu menjadi berkurang. Pada waktu kosong ini, aku sibuk memeriksa penyakit kambing-kambingku atau menjahit bajuku yang sobek. Inilah kejadian-kejadian yang luar biasa bagi diriku. Adapun kabar terhangat adalah kabar yang disebutkan dalam firman Alah Ta’ala, Tuhan semesta alam. Sementara itu, peristiwa yang paling agung adalah peristiwa diutusnya para nabi beserta orang-orang beriman yang mengikutinya, bagaimana dakwah mereka dan cobaan yang menimpa mereka. Bagi saya, berita-berita yang ada koran dan majalah tidak begitu penting. Biarlah saya menyibukkan diri dengan kabar yang datang dari Tuhan yang disembah para makhluk di dunia ini.”
Subhanallah, sungguh kuat keinginan si pengembala kambing ini untuk mengisi hari-harinya dengan al-Quran. Kesibukan bekerja bukanlah sebuah alasan baginya untuk tidak menghafal al-Quran. Hal yang terpenting bagi kita adalah berniat sepenuh hati untuk menghafal al-Quran, lalu melaksanakannya, kemudian istiqamah (kosisten) menjalaninya.
Seharusnya, kecanggihan teknologi pada masa ini kita manfaatkan untuk menghafal Al-Quran. Pada masa dahulu, barangkali cuma ada kaset atau cakram padat (CD) yang bisa kita dengarkan untuk menghafal atau mengulang hafalan Al-Quran. Pada masa sekarang, banyak rekaman para qari Timur Tengah maupun dalam negeri dalam format MP3 yang bisa kita unduh dari situs resmi, lalu kita simpan dalam telepon genggam, sehingga bisa didengar kapan pun kita inginkan. Daripada mendengarkan musik yang hukumnya masih diperdebatkan oleh para ulama, lebih baik mendengar tilawah Al-Quran. Mengerti atau tidak maknanya, Anda sudah mendapatkan pahalanya.
Jangan terpengaruh oleh ucapan orang, “Untuk apa menghafal Al-Quran, toh kamu tidak mengerti.” Atau, “Yang penting adalah mengamalkan Al-Quran, bukan sekadar menghafalnya.”
Itu hanya ucapan orang-orang yang tidak mau menghafal Al-Quran. Dia tidak tahu bahwa membaca dan menghafal itu pintu pertama untuk mengerti dan mengamalkan Al-Qur`an. Bukankah waktu kecil dulu kita disuruh membaca dan menghafal bacaan shalat secara sempurna tanpa mengetahui maknanya sama sekali? Atau bahkan sebagian dari kita masih belum mengerti apa yang dia baca sampai sekarang?
Tunggu apalagi, marilah kita menghafal Al-Quran selagi hayat masih di kandung badan. Berusaha untuk menghafal Al-Quran dengan membacanya berarti kita memperbanyak satu ibadah lainnya, yakni menyeringkan bacaan Al-Quran. Banyak hadits Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang menganjurkan kita untuk membaca Al-Quran, di antaranya adalah yang diriwayatkan dari Abu Umamah Al-Bahili, yang mana dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Bacalah Al Qur`an, karena ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat nanti.” (HR. Muslim).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan menghinakan yang lain.” (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad).
Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya (kepada orang lain).” (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
Semoga kita termasuk orang-orang yang gemar membaca Al-Quran, memahami maknanya, menghayatinya, mengamalkannya, menghafalnya, lalu mengajarkannya.*/ Yumroni Askosendra (Hidayatullah.com)
Baca Selanjutnya --->>

Anak Super Dahsyat Mesir

19.56 |

Salah satu acara Wisata Quran yang dipandu oleh Syeikh Fahd Al Kandari, berkunjung ke Mesir untuk menemui seorang anak yang sangat luar biasa.
Sebagaimana diketahui, melalui program Wisata Quran, Syeikh  Fahd Al Kandari, yang memandu acara ini sering berkeliling ke sejumlah negara muslim untuk menyaksikan dan menemui para tahfidz dan bagaimana pengembangan pengajaran Al-Quran di berbagai negara seperti di Mesir, Tunisia, Senegal, Indonesia, China, Qatar, dan Kuwait.
Program Wisata Quran bergerak menuju kecamatan “Manshiat Nasr”. Sebuah kecamatan yang sederhana dan miskin. Miskin dan sederhana tetapi di dalamnya tinggal seorang anak yang luar biasa, namanya Syarif Sayyid Mustafa, seorang hafidz Al-Qur’an yang masih berusia 12 tahun.
Dia benar-benar anak yang luar biasa, jenius. Kenapa? Karena dia tidak hanya luar biasa dalam Al-Qur’an. Dia juga hafal Al-Qur’an, belajar qiro’ah shugra (bacaan kecil) dan qiro’ah kubra (besar).
Dia memiliki banyak kelebihan. Di antaranya mampu menghafal Kitab Hadits al Bukhari dan Muslim.
“Bi’idznillah (dengan izin Allah) pada pertemuan ini, di mana saya sangat bahagia. Begitu juga kalian bi’idznillah akan bahagia dan mengambil banyak manfaat serta pengaruhnya akan sangat besar terhadap kalian bersama syarif,” demikian kutip Syeikh Fahd Al Kandari.
Inilah petikan wawancara anak luar biasa itu dengan Syeikh Fahd al Kandari.
Syeikh Fahd: Bagaimana kabar Anda, Syeikh Syarif?
Syarif:  Kami lebih bahagia dari kalian. Barakallaahu fiik. Alhamdulillah saya baik
Syeikh Fahd: Bisakah Anda menceritakan nama lengkap Anda?
Syarif: Nama saya Syarif Sayyid Mustafa Hassanin. Dengan karunia Allah, aku memulai perjalanan dengan Al-Quran, yaitu dengan menghafalnya pertama kali.
Pada waktu itu aku masih berumur tiga tahun. Dari usia tiga tahun sampai tujuh setengah tahun, pada waktu itu aku hanya mampu menghafal 4 juz. Setelah itu dari umur tujuh tahun setengah sampai tujuh tahun delapan bulan, yaitu selama tiga bulan, dengan karunia Allah aku telah mengkhatamkan Al Qur’an semuanya.
Syeikh Fahd: Jadi Anda mengkhatamkannya hanya dalam waktu tiga bulan?

Syarif: Iya
Syeikh Fahd: Bagi kita, mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu tiga bulan dengan sempurna tentu tidaklah mudah. Contohnya saya, menghahafal Al-Qur’an selama satu tahun tujuh bulan. Semua orang yang menghafal Al-Qur’an menghabiskan waktu dua tahun atau dua setengah tahun akan tetapi Syarif menghafal Al-Qur’an hanya dalam waktu tiga bulan.
Syeikh Fahd: Anda, wahai Syeikh Syarif, mulai menghafal Al-Qur’an sejak usia tiga tahun.
Syarif: Iya
Syeikh Fahd: Dari umur tiga tahun sampai tujuh setengah tahun Anda hanya hafal 4 juz. Ini sangat sedikit.
Syarif: Iya tentu
Syeikh Fahd: Akan tetapi, apa yang terjadi setelah usia tujuh tahun, Anda sangat berbeda dengan watu tiga bulan? Hal itu membuat Anda mampu menghafal Al-Qur’an semuanya. Apa yang terjadi dengan tiga bulan ini?
Syarif: Baarakallaahu fiik. Saya tentu pada awal mulanya karena peran orangtua. Tentu seorang ibu itu membuat anaknya menjadi baik, karena ibu merupakan madrasah (tempat belajar).
Syeikh Fahd: Baarakallaahu fiik
Syarif: Beliau adalah orang yang pertama membimbing saya. Beliau menyemangati saya untuk belajar kepada Syeikh di sekolah Al-Qur’an. Beliau sendirian yang membantu saya, karena aya saya punya bisnis. Jadi ayah saya tidak punya waktu senggang kecuali sedikit. Ayah juga membantu saya, tapi hanya sedikit. Pada suatu malam, di bulan yang keenam, kami ada acara haflah (pesta) di sekolah yang diadakan untuk para siswa penghafal Al-Qur’an yang lulus dari sana.
Tentu saja pada waktu itu saya hanya hafal empat juz dan aku tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan penghargaan. Akan tetapi saya memiliki kemampuan berceramah dan menyampaikan syair. Jadi Syeikh memberiku 22 bait syair lalu berkata kepadaku; ”Kamu punya waktu dua jam sampai nanti selesai jadwal sekolah untuk menghafal. Lalu pulang dan sisanya disempurnakan di rumah bersama ayahmu. Besok datang ke sini kamu harus sudah hafal,” ujar beliau.
Kemudian saya mojok dan menghadapkan wajah saya ke dinding lalu mulai menghafal. Akhirnya aku selesai menghafalannya dalam waaktu setengah jam.
Syeikh Fahd: Dalam setengah jam 22 bait syair?
Syarif: Iya
Syeikh Fahd: MasyaAllah
Syarif: Kemudian saya menghadap Syeikh dan berkata kepadanya, ”Saya sudah selesai menghafal syair itu.” Syeikh berkata kepadaku ”Ttidak mungkin”. Beliau ragu dengan pernyataan saya.
Syeikh Fahd: Sampai beliau menyimak Anda?
Syarif: Iya, sampai beliau menyimak saya membacakan syair itu untuk beliau. Beliau melihat kebaikan pada diri saya. Kemudian beliau mengirim surat kepada ayah saya dan menjelaskan kepadanya, Anakmu telah diberikan suatu kelebihan oleh Allah Ta’ala dan Allah memilihnya dengan kelebihan ini, yang mana kelebihan ini tidak diberikan kepada seseorang atau diberikan kepada sedikit manusia. Dan Allah memilih mereka dengan kelebihan tersebut. Kelebihan tersebut adalah kekuatan dalam menghafal.
Maka perhatikanlah kelebihannya dan kembangkanlah. Sekarang dia mampu menghafalkan sesuatu yang seharusnya dihafal dua jam, dia hafal dalam waktu setengah jam. Sangat mungkin nanti ke depannya, sesuatu yang seharusnya dihafal dalam waktu lama, dia hafal dalam waktu cepat,” demikian ujar beliau.
Syeikh Fahd: Apakah Al-Qur’an lebih mudah daripada syair?
Syarif: Tentu. Allah berfirman:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
”Dan sungguh telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran”. (QS:  Al Qamar [54]: 22). Maka Al Qur’an adalah kitab samawi yang paling mudah.*/video diterjemahkan oleh Jundi Iskandar 
Video bisa klik di sini
Hidayatullah.com
Baca Selanjutnya --->>

Subhanallah, Baca al-Quran Turunkan Nyeri Pascamelahirkan

19.53 |

Peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Hasto Andi Irawan mengatakan membaca al-Quran secara tartil dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan skala nyeri pada ibu pascamelahirkan secara caesar.
“Penelitian yang saya lakukan menunjukkan setelah membaca al-Quran selama 10 menit, 16 dari 31 pasien yang dijadikan sampel di Rumah Sakit Nur Hidayah Yogyakarta mengalami penurunan dari berbagai skala nyeri setelah menjalani operasi caesar,” katanya di Yogyakarta, dikutip Antara Ahad (16/09/2013).
Menurut mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2009 itu, nyeri dapat dihambat oleh adanya rangsangan saraf lain yang lebih kuat.
“Ketika membaca al-Quran, tubuh melibatkan tiga jenis saraf yakni saraf untuk membaca ayat, menyuarakan, dan mendengarkan, sehingga rasa nyeri yang diterima otak berkurang,” katanya.
Ia mengatakan, penelitian itu telah direprentasikan pada “International Conference on Cross Cultural Collaboration in Nursing for Sustainable Development” di Bangkok, Thailand, 9-10 September 2013.
“Penelitian itu mendapatkan reaksi positif dari para peserta konferensi yang mayoritas non-Muslim. Mereka tertarik, antusiasme mereka sangat tinggi karena mereka baru pertama mengetahui penelitian seperti itu,” katanya.
Menurut dia, dirinya bangga dapat mempresentasikan hasil penelitiannya di luar negeri. Apalagi, konferensi itu diikuti peserta yang jenjang pendidikannya lebih tinggi.
“Sebagian besar peserta yang mempresentasikan hasil karyanya pada konferensi itu sudah S-2 dan S-3, bahkan ada yang profesor,” katanya.
Ia mengatakan, konferensi itu diselenggarakan Christian University of Thailand didukung oleh Azusa Pacific University of California dan Kimyung University.*
Hidayatullah.com
Baca Selanjutnya --->>

Download Pembelajaran Al Quran

11.10 |

Assalamu'alaikum sahabat Al Kautsar, Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT kami telah menyelesaikan pembuatan media pembelajaar Al Quran berbasis flash. Dalam media ini Anda akan di uji tentang ingatan anda dalam hafalan Al Quran. Semoga media ini bisa bermanfaat bagi anak negri indonesia. Silahkan langsung di download saja.

Al Qura'an

  1. Surat Pilihan
Baca Selanjutnya --->>

Program Pondasi Saluran Air

11.08 |



I. MUKADDIMAH

           Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT, Rumah Tahfizh Al Kautsar berdiri pada tanggal 18 Juni 2011, dengan nama Yayasan Daarul Quran Al Kautsar Cibinong dan telah dicatatkan pada badan hukum (akte Notaris Evy Triviani, S.H. Tgl 06 Juni 2012 No. 01).
       Dalam rangka mengimplementasikan cita-cita mewujudkan generani Qur'ani yang mandiri dan dapat berkiprah dalam dunia dakwah, kami mulai membangun sarana dan prasarana antara lain Mushalla dan Asrama yang berlokasi di RT 02 RW 04 No. 53 Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor. Selain sarana  dan prasarana yang tersebut diatas,
Baca Selanjutnya --->>

Download Bank Soal SMP TIK

09.44 |

Assalamu'alaikum sahabat Al Kautsar, Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT kami telah menyelesaikan pembuatan media pembelajaar berbasis flash. Semoga media ini bisa bermanfaat bagi anak negri indonesia. Silahkan langsung di download saja.



Latihan TIK 

Kelas VII 
    
 Bagian I

  1. Latihan Ke 1
  2. Latihan Ke 2
  3. Latihan Ke 3
  4. Latihan Ke 4
  5. Latihan Ke 5
  6. Latihan Ke 6
  7. Latihan Ke 7 
    
 Bagian II

  1. Latihan Ke 1
  2. Latihan Ke 2
  3. Latihan Ke 3
  4. Latihan Ke 4
  5. Latihan Ke 5
  6. Latihan Ke 6
  7. Latihan Ke 7
  8. Latihan Ke  8

Kelas VIII
Kelas IX
Baca Selanjutnya --->>

Download Bank Soal SMP/MTs

17.01 |

Tampilan Aplikasi
Assalamu'alaikum sahabat Al Kautsar, Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT kami telah menyelesaikan pembuatan media pembelajaar berbasis flash. Semoga media ini bisa bermanfaat bagi anak negri indonesia. Silahkan langsung di download saja.

SMP/MTs
  1. Al Quran (Surat Pilihan)
  2. TIK
  3. Matematika
  4. IPS
  5. IPA
  6. Bahasa Indonesia
  7. Bahasa Inggris
  8. PAI
Baca Selanjutnya --->>

Download Mushaf Qira'ah Sab'ah dan 'Asyarah

14.46 |

Apakabar Sahabat Al Kautsar, kami hadirkan kepada anda soft file pdf mushaf Al quran dari berbagai riwayat qira'ah. Semoga bisa bermanfaat bagi anda.

  1. Ad Duri
  2. Ad Duri (Kasai)
  3. Al Bazzi
  4. As Susi
  5. Hafs
  6. Hisyam
  7. Ibnu Dzakwan
  8. Ibnu Harits
  9. Khalaf
  10. Khallad
  11. Qunbul
  12. Syu'bah


Baca Selanjutnya --->>

Bimbingan Belajar Daarul Qur'an Al Kautsar

17.36 |

Al Kautsar
Bimbingan Belajar /Privat

Bingung cari guru privat untuk anak-anak  Anda yang mau datang ke rumah ??? Disini solusinya….

Menerima Siswa Baru

  • TPA  Al Kautsar
  •  Privat belajar Baca Al Qur’an (Iqra & A ba Ta Tsa) untuk umum
  • Tahfizh / Hafalan Al Qur’an (Juz Amma) untuk umum
  •  Privat Pelajaran PAI untuk SD-SMP
  •  Privat / Kursus Bahasa Arab SD-SMA
 
  • Privat Matematika  untuk SMA
  • Privat Calistung
  • Mata Pelajaran UN (MIPA) untuk SD - SMP
•    Waktu Belajar 2 x 1Pekan
•    Hari dan Jam sesuai dengan kesepakatan Guru dan Siswa.
•    Lama Belajar maksimal satu setengan  Jam (90 Menit), minimal satu jam (60 Menit) dengan 1 Kelas maksimal 5 Orang.

Segera Daftarkan Putra Putri  Anda di :

Jl. Tegar Beriman Kp. Curug RT 02/04 Pakansari Cibinong Bogor.
Blog : http://www.alkautsar-rt.blogspot.com
e-mail: cs_alkautsar@yahoo.com

atau hubungi via call/sms
Kantor : 021-33365632
Ust Abdul Hamid : 0838 9622 8117
Ust Qomaruddin  : 0896 4838 9044

Ummu Abdillah   :  0898 5311 334
Baca Selanjutnya --->>